Segelas Kopi

Apa perasaanmu saat aroma itu tercium melalui hidung? Merangsek ke dalam saluran pernapasan dan mengalir hingga ke otak. Kejadian itu berlangsung seper seper seper seper sekian detik. Aku tidak tahu pasti berapa lama yang dibutuhkan otak untuk melalui proses itu, yang ku tahu aroma itu sungguh nikmat.

Lantas, aroma itu berpadu dengan aliran hujan menghujam bumi. Menguapkan panas tanah hingga menguar ke udara. Hawa dingin menyelimuti malam.

Bagi sebagian penyair atau penggubah sastra, imajinasi itu akan menggeliat secara cepat. Perasaan mendominasi dan menyampingkan soal fakta bahwa: hujan adalah proses evaporasi, hidung merupakan indra penciuman yang kuat, otak adalah bagian tubuh tercanggih, malam adalah dampak rotasi bumi, dan lainnya.

Sedangkan bagiku… semu deskripsi irasional itu memunculkan masa lalu. Saat aku masih bisa melihat dia dengan dekat. Aku … yang saat itu masih berani mendekatinya.

Sebut saja Lana, itu panggilanku untuk dia begitu pula temannya. Aku mengenal sosoknya yang lucu, karismatik, penyayang, dan bajingan itu karena sebuah forum. Lucu karena ia mampu membuat kelas tertawa. Karismatik karena ia mampu hadir dalam atensi peserta. Penyayang karena ia tak sanggup melukai seekor kecoa terbang, yang membuat moderator tak sungkan membunuhnya dengan naskah teks. Dan… bajingan, ternyata ia seorang pengendali sapi di desanya.

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s